Profil Desa Wanadadi

Ketahui informasi secara rinci Desa Wanadadi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Wanadadi

Tentang Kami

Profil Desa Wanadadi, Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara. Mengulas tuntas potensi ekonomi, demografi, pariwisata agro-edukasi Seakong, serta denyut nadi pemerintahan dan sosial budaya desa yang menjadi ibu kota kecamatan di tepian Waduk Mrica.

  • Pusat Pemerintahan dan Jasa

    Sebagai ibu kota Kecamatan Wanadadi, desa ini menjadi simpul utama pelayanan publik dan kegiatan administratif di wilayahnya.

  • Penggerak Ekonomi Kreatif

    Didukung oleh BUMDes "Wana Sejahtera" dan Pokdarwis "Wanadadi Berdikari", desa ini aktif mengembangkan sektor perikanan, pertanian modern, dan pariwisata.

  • Daya Tarik Wisata "Seakong"

    Memanfaatkan keindahan Waduk Mrica, Wanadadi sukses mengembangkan Agro Eduwisata Seakong sebagai destinasi keluarga dan pusat kegiatan komunitas.

Pasang Disini

Terletak strategis di tepian hamparan air Waduk Panglima Besar Soedirman, atau yang lebih dikenal sebagai Waduk Mrica, Desa Wanadadi tidak hanya berfungsi sebagai pusat administratif Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Desa ini menjelma menjadi sebuah wilayah dinamis yang terus berupaya mengoptimalkan potensi lokalnya, mulai dari sektor perikanan dan pertanian hingga pengembangan pariwisata yang kian bergeliat. Dengan dukungan pemerintah desa yang proaktif dan partisipasi aktif masyarakat, Wanadadi menunjukkan citra sebuah desa yang siap menyongsong masa depan sebagai etalase pertumbuhan di Banjarnegara.

Dibawah kepemimpinan Kepala Desa Sigit Utoyo beserta jajaran perangkat desa, Pemerintah Desa Wanadadi secara konsisten mendorong inovasi dan pembangunan. Agenda-agenda seperti pelatihan pertanian modern, pengawasan kualitas produk lokal, hingga kolaborasi dengan korporasi besar untuk pelestarian lingkungan menjadi bukti keseriusan dalam membangun desa yang mandiri dan sejahtera. Profil Desa Wanadadi merefleksikan perpaduan antara fungsi birokrasi, denyut ekonomi kerakyatan dan pesona alam yang dikelola secara profesional.

Geografi dan Demografi: Potret Wilayah di Ketinggian 239 MDPL

Secara geografis, Desa Wanadadi memiliki posisi yang unik. Wilayahnya berada pada ketinggian rata-rata 239 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kontur yang bervariasi antara dataran dan perbukitan. Berdasarkan data dari portal Satu Data Banjarnegara tahun 2022, luas wilayah Desa Wanadadi tercatat sebesar 140,87 hektar atau sekitar 1,41 kilometer persegi.

Letak desa ini sangat strategis karena menjadi ibu kota kecamatan, berjarak hanya sekitar 1 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Wanadadi dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 5 menit. Sementara itu, jarak menuju ibu kota Kabupaten Banjarnegara sekitar 15-20 kilometer.

Batas-batas wilayah Desa Wanadadi secara administratif meliputi:

Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Lemahjaya dan wilayah Kecamatan Punggelan.

Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Wanakarsa dan Desa Karangkemiri.

Sebelah Selatan: Dibatasi oleh bentang perairan Waduk Mrica.

Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Karangjambe.

Pada tahun 2022, jumlah penduduk Desa Wanadadi tercatat sebanyak 3.509 jiwa. Dengan luas wilayah 1,41 km², kepadatan penduduknya mencapai angka yang cukup signifikan, yakni sekitar 2.491 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan ini menggambarkan karakter Wanadadi sebagai pusat aktivitas dan pemukiman yang cukup padat di tingkat kecamatan. Komposisi penduduk yang heterogen menjadi modal sosial yang kuat untuk mendukung berbagai program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah desa.

Perekonomian Desa: Motor Penggerak Kesejahteraan Masyarakat

Perekonomian di Desa Wanadadi ditopang oleh berbagai sektor yang saling terintegrasi, mulai dari perdagangan, pertanian, hingga usaha yang dikelola secara kolektif melalui lembaga desa. Sebagai pusat kecamatan, denyut nadi perdagangan terasa kental dengan keberadaan pasar dan toko kelontong yang melayani kebutuhan warga desa dan sekitarnya. Komoditas yang diperjualbelikan pun beragam, mencakup hasil bumi, makanan olahan, hingga bahan bangunan.

Di sektor pertanian, lahan yang ada dimanfaatkan untuk budidaya perkebunan seperti kelapa, durian, dan tanaman produktif lainnya. Selain itu, Pemerintah Desa Wanadadi aktif mendorong inovasi di bidang agrikultur. Salah satu contohnya ialah penyelenggaraan "Pelatihan Budidaya Melon dengan Teknik Hidroponik" pada pertengahan tahun 2024 yang ditujukan untuk menumbuhkan minat dan keterampilan petani muda milenial dalam mengadopsi teknologi pertanian modern.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Wana Sejahtera" menjadi tulang punggung dalam upaya peningkatan ekonomi desa secara terstruktur. Menurut studi mengenai peran BUMDes di Wanadadi, lembaga ini memiliki peran vital dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan usaha yang mandiri dan profesional. Salah satu tokoh yang disebut dalam pengembangan unit usaha BUMDes ialah Prastowo Agung, yang menjabat sebagai Ketua BUMDes Wanasejahtera. BUMDes ini bersinergi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk menginisiasi dan mengelola potensi ekonomi, terutama yang berbasis pariwisata.

Dukungan finansial dari pemerintah pusat juga menjadi stimulus penting. Pada tahun 2024, Desa Wanadadi dialokasikan Dana Desa sebesar Rp 1.038.876.000. Berdasarkan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) 2024, pendapatan desa juga ditopang oleh hasil usaha desa dan aset desa, yang selanjutnya dialokasikan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Pariwisata dan Budaya: Pesona "Seakong" dan Warisan Pencak Silat

Salah satu keunggulan utama Desa Wanadadi ialah kemampuannya mengubah potensi alam menjadi daya tarik wisata yang menjanjikan. Melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Wanadadi Berdikari", pemerintah desa dan masyarakat berhasil mengembangkan Agro Eduwisata Seakong di Dusun Bangkong, yang berlokasi di tepi Waduk Mrica.

Seakong tidak hanya menawarkan pemandangan matahari terbit dan senja yang memukau di tepi waduk, tetapi juga mengusung konsep wisata edukasi. Pengunjung dapat belajar tentang pertanian, perikanan jaring apung yang banyak diusahakan warga, serta menikmati beragam kuliner lokal dan produk UMKM. Fasilitas yang tersedia cukup lengkap, mulai dari wisata perahu, taman bermain, area perkemahan, hingga joglo pertemuan. Keberhasilan pengembangan Seakong ditandai dengan digelarnya "Seakong Fest", sebuah festival yang turut mengundang musisi nasional Ebiet G. Ade, yang diketahui lahir di Wanadadi. Acara ini sukses mengangkat nama Wanadadi sebagai destinasi wisata baru di Banjarnegara.

Dari sisi budaya, Wanadadi memiliki akar sejarah yang kuat dalam seni bela diri. Sebuah riset dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengungkap bahwa desa ini merupakan salah satu pusat perkembangan pencak silat, khususnya perguruan Tapak Suci. Sejarahnya dimulai sekitar tahun 1936, dibawa oleh seorang tokoh bernama Abu Tafsir, putra dari kepala desa saat itu. Perkembangan pencak silat di Wanadadi tidak hanya menjadi kegiatan olahraga, tetapi juga berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat yang mempererat ikatan sosial.

Mayoritas masyarakat Desa Wanadadi memeluk agama Islam, dengan dinamika kehidupan beragama yang rukun antara berbagai organisasi keagamaan. Nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong ini menjadi fondasi yang kokoh dalam setiap agenda pembangunan dan sosial kemasyarakatan.

Infrastruktur dan Tata Kelola Pemerintahan

Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Wanadadi memiliki infrastruktur dasar yang relatif lebih mapan. Akses jalan utama yang terhubung langsung dengan jalan raya kabupaten memudahkan mobilitas barang dan jasa. Keberadaan kantor pemerintahan, fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Wanadadi 1, serta lembaga pendidikan menjadi penunjang utama kehidupan warganya.

Tata kelola pemerintahan di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sigit Utoyo berjalan secara transparan dan akuntabel. Situs resmi desa secara aktif mempublikasikan informasi kegiatan, termasuk realisasi APBDes. Berbagai program menunjukkan adanya kolaborasi aktif dengan berbagai pihak. Misalnya, kegiatan penanaman pohon bersama Kapolres Banjarnegara dalam rangka HUT Bhayangkara dan kerja sama dengan PT PLN Indonesia Power untuk menjaga kelestarian ekosistem Waduk Mrica.

Pemerintah desa juga menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu-isu krusial seperti kesehatan dan lingkungan. Program seperti "Sweeping Kualitas Makanan" di pasar menjelang hari besar keagamaan bersama Forkopimcam dan Puskesmas, serta adanya Peraturan Desa (Perdes) tentang Pengolahan Sampah, mengindikasikan komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi seluruh masyarakat.

Ke depan, Desa Wanadadi memiliki prospek cerah untuk terus berkembang. Dengan fondasi sebagai pusat layanan, potensi ekonomi yang beragam, serta daya ungkit dari sektor pariwisata, desa ini berada di jalur yang tepat untuk menjadi teladan bagi desa-desa lain di Kabupaten Banjarnegara. Sinergi antara pemerintah desa, BUMDes, Pokdarwis, dan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci utama untuk mewujudkan visi desa yang maju, mandiri, dan berdaya saing.